Asap Kebakaran Ganggu Aktifitas Masyarakat


Anggota Komisi X Sutan Adil Hendra mengaku sangat prihatin dengan kondisi ini. Pasalnya, akibat asap kebakaran ini sangat mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial masayarakat Jambi.
“Saya mendapat kabar, jarak pandang maupun kabut asap itu sendiri sudah sangat merisaukan masyarakat, apalagi para anak didik. Semuanya sudah memakai masker. Karena kondisi yang terjadi di sana bukan hanya asap, karena sampah pembakaran sudah berterbangan di sana,” prihatin Sutan, saat ditemui di Gedung Nusantara I, Rabu (2/09/15).
Politikus yang akrab dipanggil SAH ini pun mengapresiasi kebijakan Pemerintah Daerah Jambi untuk meliburkan sekolah untuk sementara waktu, hingga kondisi tak membahayakan lagi. Hal ini bukan berarti untuk mengurangi kewajiban pelajar untuk menuntut ilmu.
“Jika melihat dari unsur kesehatan, kebijakan meliburkan sekolah sudah cukup baik. Karena bagaimanapun, Pemerintah Daerah memiliki kewajiban untuk melindungi rakyatnya. Apalagi kondisinya sudah semakin membahayakan, ini salah satu kebijakan yang paling baik,” puji politikus asal daerah pemilihan Jambi ini.
SAH mengakui akan mendukung kebijakan itu, jika kondisi asap kebakaran dan sampah pembakaran masih dirasakan membahayakan.
“Jika anak-anak kita nanti penyakitan, bagaimana nasib generasi penerus kita. Kita kan tahu dalam tubuh yang sehat, ada pikiran yang waras,” yakin SAH.
Untuk itu, politikus F-Gerindra ini meminta kepada penegak hukum dan kementerian terkait untuk menindak tegas pelaku pembakaran hutan, karena ini melanggar etika dan merugikan banyak orang.
“Ini juga menimbulkan wabah penyakit. Kebakaran ini ni terjadi tiap tahun, berarti ini kan hal yang dilakukan secara berulang-ulang. Jadi saya berpikir, apa sih yang dilakukan teman-teman ini? Apa mereka tidak sadar untuk menjaga lingkungan. Ini sepertinya hanya untuk kepentingan pribadi,” gusar SAH.
Bahkan SAH juga meminta agar diperlakukan denda kepada para pelakuk kebakaran hutan. Pasalnya ini seperti sudah memberikan ancaman atau terror.
“Saya harapkan penyelesaian tidak terlalu lama. Karena anak didik tidak dapat bersekolah, mereka tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Sangat merugikan,” tutup SAH.
Pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Jambi menyebutkan, sejak 26 Juli kemarin kondisi cuaca memperlihatkan telah terjadi asap kebakaran hutan. Sementara Pantauan satelit Terra & Aqua pada 26 Juli, terpantau titik kebakaran sebanyak 12 titik, yakni satu titik di Kabupaten Batanghari, tiga titik di Kumpeh Muarojambi dan delapan titik di Kabupaten Tebo. (sf), foto : jaka nugraha/parle/hr.